Senin, September 14, 2009

Tidak Sehat Berbuka dengan yang Manis

Menggugat apa yang sudah menjadi mapan di masyarakat adalah absah ketika memiliki dasar dan argumentasi yang kuat untuk untuk menemukan kebenaran. Mengutip kalimat dari Bertran Russel, Dalam segala urusan hidup, sungguh sehat apabila sesekali kita menaruh tanda tanya besar terhadap perkara-perkara yang sudah diterima sebagai kewajaran sampai tak pernah dipertanyakan lagi. Begitu pula sikap kita terhadap kebiasaan, bahkan menjadi anjuran para da’I untuk berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang manis. Pemahaman ini sudah menjadi mapan dalam masyarakat Islam. Termasuk terhadap penulis adalah demikian.

Seperti biasanya, saya dalam memenuhi hasrat keingin tahuan berbagai hal dan informasi membuka situs jaringan social Facebook, bukan untuk chating atau menyampaikan keluh kesah sebagaimana kebanyakan teman di FB, namun untuk membaca catatan yang diposting teman melalui catatannya. Adalah catatan Dr. Muhsin Labib yang menarik perhatian saya untuk segera saya baca, sebab dari judulnya saja, Jangan berbuka dengan yang manis menarik perhatian. Selama ini dalam pemahaman umum, bahwa islam menganjurkan untuk berbuka puasa dengan yang manis. Dalam catatan beliau menguti dua buah hadist dari Rasulullah Muhammad Saw,
Dari Anas bin Malik ia berkata : “Adalah Rasulullah berbuka dengan Rutab (kurma yang lembek) sebelum shalat, jika tidak terdapat Rutab, maka beliau berbuka dengan Tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk air. (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud)
Nabi Muhammad Saw berkata : “Apabila berbuka salah satu kamu, maka hendaklah berbuka dengan kurma.Andaikan kamu tidak memperolehnya, maka berbukalah dengan air, maka sesungguhnya air itu suci.”
Kalau memperhatian isi dari hadits tersebut ada dua yang paling dianjurkan, yaitu berbuka dengan kurma dan berbuka dengan air putih apabila kurma tidak ada. Apabila dua-duanya ada maka berbuka dengan keduanya.
Lalu mengapa ummat islam telah mempatenkan, bahwa berbuka sangat diajurkan dengan yang manis? Dari mana asal muasal perintah ini?
Sebetulnya keadaan ini tidak sepatutnya untuk dipersalahkan. Ini kemungkinan awalnya dari dari cara berfikir yang overgeneralisir. Artinya, dari satu,dua kasus kemudian menarik kesimpulan yang berlaku secara umum. Contohnya, Dalam hadits di atas diajurkan untuk berbuka dengan kurma. Dalam mengecap kurma, rasanya adalah manis. Sehingga dari ini disimpulkan bahwa Nabi menganjurkan yang manis. Padahal, rasa buah kurma yang masih segar tidak terlalu manis.
Mengapa kurma yang diperjual belikan di Indonesia terasa amat sangat manis?. Ini karena kurma itu bukan lagi kurma yang asli dan segar, tetapi sudah diproses menjadi manisan kurma sehingga bisa bertahan dan awet. Sehingga rasa kurmanya sangat manis.
Berbuka dengan yang manis bisa merusak kesehatan. Mengapa? Kerena ketika berpuasa kadar gula darah menurun dalam 10-12 jam secara perlahan-lahan, dari sejak menahan di waktu imsyak sampai berbuka puasa di waktu malam. Makanan ataupun minuman yang manis mengandung karbohidrat sederhana, ini bisa mengakibatkan kadar gula darah melonjak secara cepat. Ini sangat tidak sehat. Bukan hanya tidak sehat, tapi membahayakan kondisi tubuh. Apalagi dalam keadaan kosong, lalu mengalami lonjakan yang sangat tinggi, bisa berisiko.
Dalam kompas.com edisi 1 september 2009, juga mengulas tentang Berbuka yang manis, keliru. Dalam edisi tersebut diuraikan, bahaya mengkonsumsi yang manis setelah berpuasa, sebab bisa menaikkan kadar gula darah secara cepat, dan itu sangatberbahaya bagi kesehatan. Yang ideal, setiap kali manusia makan selalu terdapat 3 makro nutrient. Yaitu, karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat berkualitas -lambat dicerna menjadi gula (Glisemik Indeks rendah), agar tidak "menggoda" insulin yang berdampak munculnya hormon-hormon eikosanoid yang tidak diinginkan (dengan akibat: menyempitkan pembuluh darah, mengentalkan darah, mencetuskan sel-sel yang tidak diinginkan, menekan kekebalan tubuh, dan mendorong munculnya peradangan). Karbohidrat baik juga berserat, alkalis, dan tinggi antioksidan.
Kandungan kurma berbeda dengan kandungan makanan atau minuman yang manis. Kurma adalah karbohidrat kompleks, sedangkan makanan dan minuman yang manis adalah karbohidrat sederhana.
Jadi, apa yang paling dianjurkan untuk dikonsumsi saat berbuka puasa agar tetap mengikuti perintah nabi dan mengikuti pola hidup sehat? Di bawah ini saya mengutip dialog Dr. Muhsin Labib dan seorang gurunya yang alim,
Beliau (Muhsin Labib) bertanya tentang hal ini kepada seorang sufi yang diberi Allah ‘ilm tentang urusan kesehatan jasad manusia. Kata Beliau, bila berbuka puasa, jangan makan apa-apa dulu. Minum air putih segelas, lalu sholat maghrib. Setelah shalat, makan nasi seperti biasa. Jangan pernah makan yang manis-manis, karena merusak badan dan bikin penyakit. Itu jawaban beliau.Kenapa bukan kurma? Sebab kemungkinan besar, kurma yang ada di Indonesia adalah ‘manisan kurma’, bukan kurma asli. Manisan kurma kandungan gulanya sudah jauh berlipat-lipat banyaknya.Kenapa nasi? Lha, nasi adalah karbohidrat kompleks. Perlu waktu untuk diproses dalam tubuh, sehingga respon insulin dalam tubuh juga tidak melonjak. Karena respon insulin tidak tinggi, maka kecenderungan tubuh untuk menabung lemak juga rendah.
Semoga ramadhan yang tersisa 6 hari ini bisa menjadi waktu untuk mengevaluasi kebiasaan berbuka puasa yang tidak sehat. Berpuasa dalam islam bukan hanya sekedar menghambakan diri kepada Tuhan yang Maha Agung untuk mendapat rahmatNya, tetapi juga untuk penyembuh dan menjaga kesehatan fisik. Dengan puasa manusia bisa sehat baik secara ruhani, maupun secara fisik. Tujuan puasa untuk menyehatkan pelakunya. Nah, akankah sehat itu akan diraih dengan pola konsumsi yang salah?, tentu saja, tidak. Olenya itu, kalau mau sehat dengan puasa sepantasnyalah mengikuti tuntunan Nabi dan itu selaras dengan penjelasan kesehatan.
(Allahu a’lam bisshowab)
Selamat mencoba, Salam Kompasiana.
Masamba, 14 September 2009
Muhammad Rajab
Rujukan ;
1. http://www.facebook.com/note.php?note_id=157616100729&id=1163109407&ref=mf
2. http://perempuan.kompas.com/read/xml/2009/09/01/14203592/quotberbukalah.dengan.yang.manisquot.keliru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar